Translasi mata uang
asing adalah proses pengekspresian saldo yang dinyatakan atau diukur dalam
suatu mata uang lain dengan menggunakan kurs nila tukar antara kedua mata uang
tersebut. Misalnya suatu Negara yang sebelumnya diekprasikan dalam pounds
Inggris dapat disajikan dalam dollar AS yang ekuivalen. Proses penyajian
kembali (restating) ini yang dinamakan translasi.
Alasan tambahan untuk
translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing,
mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan
berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri.
Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi risiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (Pelaporan) juga berubah.
Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi risiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (Pelaporan) juga berubah.
Pengukuran risiko ini
akan berbeda – beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk
digunakan oleh perusahaan. Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot ,
forward , atau swap. Perusahaan
yang beroperasi secara internasioanal menggunakan berbagai metode untuk
menunjukkan aset, utang, pendapatan, dan beban dalam mata uang domestik yang
dinyatakan dalam mata uang asing. Metode mata uang asing, seperti
Metode
Nilai Tukar tunggal
Metode
nilai tukar tunggal , yang diketahui juga sebagai metode kurs saat ini, telah
lama populer di EropaMetode ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga
penutupan atau harga saat itu, terhadap semua saham dan utang asing. Pada
metode ini, laporan keuangan operasional asing memiliki laporan domisili
tersendiri
Metode
Nilai Tukar Ganda
Metode
nilai tukar ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses
translasi mata uang asingnya
a.
Metode Current-Noncurrent
Pada
metode ini, aset lancar yang dimiliki anak perusahaan saat itu dan utang lancar
ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan
keuangannya dengan kurs saat ini.
b.
Metode Moneter-Nonmoneter
Metode
ini juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata
uang asing yang sesuai. Aset dan kewajiban moneter ditranslasikan dalam kurs
saat ini.
c.
Metode Kurs Sementara
Dengan
metode ini, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang
dihitung, hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Pada metode ini,
item moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan dalam kurs saat
itu.
Kurs
saat ini yang Sesuai
Nilai
tukar rata-rata sering kali digunakan dalam laporan laba-rugi untuk kemudahan
penggunaan. Nilai tukar mata uang asing yang sesuai harus merefleksikan
realitas bisnis dan ekonomi sedalam mungkin. Nilai tukar pasar bebas untuk
transaksi spot di negara di mana akun yang ditranslasikan berasal, merupakan
nilai tukar yang sesuai untuk menghitung nilai transaksi pada saat itu.
Keuntungan
dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
Secara
internasional, perlakuan akuntansi terhadap penyesuaian tersebut sama banyaknya
dengan prosedur translasi mata uang asing.Pendekatan akuntansi untuk
penyesuaian
translasi mta uang asing mulai dari penangguhan hingga tidak ada penangguan
dengan pendekatan hybrid pada keduanya
a.
Penangguhan
b.Penangguhan
dan Amortisasi
c.
Penangguhan sebagian
d.
Tidak ada penangguhan
Beberapa
contoh translasi diberbagai Negara di dunia:
Kanada
Institut akuntan bersertifikat di Kanada
(CICA), Badan Standar Akuntansi di Inggris dan Badan Standar Akuntansi
International seluruhnya berpartisipasi dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan
utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang
jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada keuntungan dan kerugian
translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
Inggris
Perbedaan utama standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di Negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama – tama harus disesuaiakan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
Perbedaan utama standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di Negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama – tama harus disesuaiakan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
Australia
Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan di negara-negara yang berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
Selandia
Baru
Pada dasarnya sama dengan Australia,
Selandia Baru juga mengharuskan metode translasi moneter–non moneter untuk anak
perusahaan yang operasinya terintegrasi induk perusahaannya.
Jepang
Pada saat ini Jepang telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini disegala keadaan dengan penyesuain translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Jumlah perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau sekarang disebut IFRS, semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada di bawah tekanan yang semakin meningkat untuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar domestik untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. Di AS perusahan-perusahaan asing diperbolehkan untuk menggunakan standar internasional (IAS 21) dan bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah translasi mata uang asing.
Sumber:
http://febrianirika.blogspot.com/2011/05/translasi-mata-uang-asing.html
0 komentar:
Posting Komentar